Thursday, January 28, 2010

Tuhan itu Ajaib (2)

Setelah membaca dan memahami isi surat perjanjian tersebut secara sepontan Saor teringat di masa kanak-kanaknya sewaktu dulu baru duduk di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Tanah Jawa Simalungun yang mana jika berkelahi dengan Robert yang sama-sama duduk di kelas 6 dan teman sebangku selalu menuduhnya anak pungut. Begitu juga halnya diketahuinya dari keluarga almarhum ibu asuhnya yang terkadang bermulut lantang, namun keberadaan surat tersebut jatuh di tangan Saor Ianya seakan-akan mendapat durian runtuh dan memuji kebesaran Tuhan dan keajaibannya yang dia rasakan sendiri hingga surat tersebut digandakannya melalui memfotocopykan. Dengan hati-hati lambat namun pasti dilacaknya alamat yang tertera diatas kertas segel tersebut di Asrama Abdul Hamid Nasution Blok. H No. 15B Km. 10 Jl. Binjai Medan. Hingga tulisan ini dinaikkan Asrama tersebut belum berobah, setelah mendapat informasi dari masyarakat setempat bahwa rumah tersebut hingga kini masih tetap dihuni keluarga Almarhum Kapten Manuel Sumbayak, tetapi niat Saor menjumpai saat itu dia urungkan menunggu waktu yang tepat jika Tuhan mengijinkannya walaupun hal tersebut menjadi problem pribadi baginya. Dua minggu setelah hasil survei dilapangan akhirnya Saor dengan Gadion teman satu kerjanya memberanikan diri bertamu ke rumah tersebut yang dilayani langsung oleh Rizal putra ke lima Almarhum M. Sumbayak adik kandung dari Ita ibunya Saor yang melahirkannya 27 tahun yang silam. Dengan menyerahkan Asli surat wasiat Saor tersebut kepada Rizal, membuatnya mangut-mangut sambil mengatakan saya tau jalan ceritanya itu, namun sayang Ita kakak saya itu baru satu minggu yang lalu kembali ke Jakarta dan bertahun baru disini katanya dan lebih jelasnya marilah kita ke rumah anak namboruku di Helvetia, maksudnya bapak Jerry yang mempersunting boru Panggabean yang menjadi nara sumber berita ini. Bersambung………… (007)

0 comments:

Post a Comment