Monday, November 9, 2009

MN. Daut Karo-Karo Beralih Ke Catur Profesional

Pecatur MN. Daut Karo-Karo namanya cukup meroket dalam setiap open turnamen catur yang diikutinya di sumut, sosok pecatur ini sampai kini masih disegani kebolehannya oleh para atlet senior sumut dan para pecatur yang bergelar Master Nasional (MN) namun dalam kurun waktu 10 tahun ini namanya hilang dari peredaran mengikuti pertandingan catur, baik even-even bersekala lokal ataupun bersekala nasional. Menurut Daut Karo-Karo sewaktu bincang-bincang dengan wartawan koran ini disalah satu warkop dibilangan Jalan Kejaksaan Medan baru-baru ini mengatakan absennya beliau dalam mengikuti setiap pertandingan catur di sumut bukan dikarenakan saya ini menggantungkan sarung papan catur saya katanya namun melainkan saya telah beralih fungsi ke catur professional maka setiap tiga bulan sekali saya harus menenteng koper menjelajahi nusantara ini mencari lumbung-lumbung permainan catur diberbagai kota di Indonesia karena terjun ke dunia catur professional menurut pribadinya sangat menggiurkan ketimbang mengikuti even pertandingan catur berhadiah kecil, itupun paling hebat digelar dua kali dalam setahun. Dan disamping itu tambah Daut olah raga catur di sumut punya dua kelangkaan, yang pertama setiap turnamen catur digelar diikuti duta-duta catur baik senior dan para master nasional baik skopnya lokal atau bersekala nasional, barang kali sudah tradisi para juaranya selalu diraih yang tua-tua berkepala empat ke atas. Hal tersebut jika dikaji dapat merugikan di dua sisi pertama tidak berprestasinya atlet catur muda berbakat, hilangnya peluang emas kepada atlet catur berprestasi menjadi calon CPNS dikarenakan usia telah lanjut dan kelangkaan kedua setiap turnamen dipertandingkan contohnya mempergunakan sistem swis 7 babak kepada masing-masing atlet bertanding ironisnya tabu sekali si atlet bisa menjadi juara sejati meraih point tujuh. Paling-paling juaranya bisa dicapai poin lima setengah atau enam. Hal ini dikaji bukanlah dikarenakan ketatnya persaingan sesama atlet yang bertanding melainkan tumbuhnya neko-neko sesama atlet yang bertanding saling jual point dengan rekan sesama tandingnya. Jika hal ini tetap berlangsung ditengah-tengah para atlet catur maka terjadilah pembusukan prestasi, oleh karena itu harapan saya kepada PENGDAPROV yang baru ini kiranya berhasil membina para atlet juara sejati dan atlet muda usia kilah Daut-Karo-Karo.(JG)

0 comments:

Post a Comment