Tuesday, October 30, 2012

RE Nainggolan : Pelatihan dan Permodalan Menyerap 50 Ribu Pengangguranan Bukanlah Hal Mustahil


Medan, Penamediaccs.

Program pelatihan dan pemberian modal akan menyerap 50 ribu pengangguran di Sumatera Utara (Sumut) bukan hal sulit untuk dilakukan. Pelaksanaan program tersebut hanya butuh niat kuat menekan angka pengangguranan serta kemampuan melakukan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
Dr. Rustam Effendy Nainggolan MM mengatakan, ‘’Itu bukan program yang mustahil, tetapi sangat mungkin dan tidak sulit untuk dilaksanakan. Kita hanya butuh niat kuat, konsep yang jelas dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak,’’ jelasnya kepada sejumlah wartawan di Medan, Senin (29/10).
Bila terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu)periode 2013 - 2018, Dr. Rustam Effendy Nainggolan MM berjanji mengurangi sedikitnya 50.000 pengangguranan di Sumut.  Sebab, akan dijalankan program pelatihan dan pemberian modal kerja bagi 50.000 pengangguranan di Sumatera Utara (Sumut) akan diutamakan dari kalangan pemuda, petani dan nelayan, serta anak putus sekolah.

Pelatihan meliputi pengetahuan dan keterampilan peningkatan produktivitas pertanian dan perikanan, perbaikan alat elektronik dan telekomunikasi, perbaikan kendaraan bermotor, serta jenis-jenis pelatihan keterampilan lainnya yang dibutuhkan dunia kerja. Pelatihan akan dipusatkan di Rumah Pelatihan dan Inisiasi Produktifitas yang akan didirikan di setiap kabupaten/ kota. Pemberian pelatihan dan modal kerja bagi 50.000 pengangguran di Sumut tersebut akan dibagi dalam lima tahun, sehingga setiap  tahunnya akan menjangkau 10.000 pengangguran. Biaya pelatihan dianggarkan Rp 5 juta per orang dan akan dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumut sebesar Rp 50 miliar per tahun.

Biaya pelatihan sebesar itu hanya sekitar 0,8% dari APBD Sumut tahun 2012 sebesar Rp 6,1 triliun. RE Nainggolan yang setelah pensiun sebagai Sekretaris Daerah Sumut mendirikan Pusat Studi Ekonomi Rakyat (Pusera), mengatakan, seusai mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus dengan baik, peserta pelatihan akan diberikan modal kerja Rp. 20 juta hingga Rp. 25 juta per orang. Sumber modal kerja itu berasal dari pinjaman perbankan yang sifatnya cepat, murah, aman dan tanpa agunan. Menurut RE Nainggolan, hal itu sangat mungkin dilakukan bila Pemerintah Provinsi Sumut dan dunia perbankan, termasuk Bank Indonesia, dapat menyatukan visi, misi, dan semangat meningkatkan perekonomian rakyat. Pemberian pelatihan dan modal kerja bagi 50.000 pengangguran di Sumut tidak hanya akan mengurangi angka pengangguran sebesar 50.000 orang, melainkan bisa 2-5 kali lipat dari jumlah itu. Setiap peserta pelatihan yang telah memperoleh modal kerja dan membuka usaha tentu akan membutuhkan karyawan paling tidak satu orang sampai dua orang atau bahkan bisa lima orang atau lebih bila usahanya berkembang.

"Efek ganda (multiplier effect) dari program ini luar biasa. Selain akan menekan angka pengangguran dan membuka lapangan kerja secara masif, program ini akan meningkatkan semangat kewirausahaan dan ekonomi kreatif," kata RE Nainggolan.(Goldo)

0 comments:

Post a Comment