Thursday, January 20, 2011

Kebudayaan Simalungun Lebih Banyak Berasal Dari Pematang Raya


Simalungun, Penamedia CCS - Dualisme Pimpinan Partuha Maujana Simalungun (PMS) yang satu dilantik di Medan Aleksius Purba dan JR. Saragih di Pematang Raya. Hal tersebut menuai nostalgia biasa saja ditengah-tengah para orang tua yang pernah merasakan kebudayaan Simalungun di Zaman Raja Raya, Raja Silima Kuta dan Raja Pane.

Menurut pengamat catur kompetisi J. Girsang, Opung penulis dan Opung Keluarga dekat penulis termasuk perangkat di tiga Raja ini, di Raja Raya ke tiga yang dipimpin Raja Kaduk Saragih Garingging, Ibunya orang tua saya K. Boru Sinaga yang dipersunting Jeremias Saragih Rumah tongah adalah adik dari Opung Tio Boru Sinaga, Istri Raja Kaduk.

Dan saat penulis masih duduk di SD kelas VI tahun 68 masih selalu berbincang-bincang dengan Opung Tio Boru Sinaga, Istri Raja Kaduk, di Parluasan Siantar Martoba. Dan suara Opung ini besar seperti suara laki-laki. Selain itu juga orang tua keluarga saya Inang Solin Boru Saragih Rumah Tongah yaitu Kristian Saragih Rumah Tongah termasuk kepercayaan Raja Raya kedua Gomok Saragih Garingging dan ketiga Raja Kaduk Saragih Garingging, yang menggantikan abangnya di Raja Raya pertama yaitu Raja Rondahaim Saragih Garingging.

Sedangkan di Raja Silima Kuta yang membawahi Dolok Saribu, Opung penulis AM. Girsang, termasuk anak boru jabu, maka jika datang Raja si Lima Kuta ke Dolok saribu, Opung AM. Girsang lah yang repot, dan beliaulah yang membuat pertama sekali Gapura Selamat Datang di Parapat yang bermotifkan Rumah Adat Simalungun. Dan hasil kerajinan tangan beliaulah Rumah adat Simalungun diserahkan langsung kepada Presiden Sukarno sewaktu berkunjung ke Parapat. Dan beliau meninggal di usia 110 tahun di zaman Raja Pane kakak ibu saya Kannaria Boru Saragih Rumah Tongah yang berumah tangga dengan Putra Pangulu Balai salah satu perangkat Raja Pane.

Menurut Inang Solim Saragih Rumah Tongah yang kini berusia 83 tahun, walaupun saya saat itu masih remaja, kebudayaan Simalungun dari Pematang Raya, baik berupa adat, tari-tarian, dan lagu-lagu Simalungun dari Pematang Raya yang lebih menonjol dari yang lainnya, katanya kepada CCS, Kamis siang (20/1) di kediamannya di Helvetia Medan.

Hal serupa juga pernah diucapkan Alm. St. Willy Purba Dasuha, cucunya Pangulu Balai ini semasih hidup. Hal yang sama juga diucapkan Opung AM. Girsang, anak boru dari Dolok Saribu ini kepada penulis sambil menyerahkan Buku Lak-Lak yang panjangnya sampai 4 meter. 007



Catur 007 : Pematang Raya tetap eksis dalam kebudayaan Simalungun. he..he..he..

0 comments:

Post a Comment